Padakebanyakan mobil, timing belt akan putus dan efeknya piston akan berbenturan dengan katup-katup didalam mesin. Beberapa kejadian yang kami jumpai kerusakannya adalah : Katup bengkok (patah) Piston pecah; Poros engkol patah dan; Yang cukup parah jika patahan tadi menggores dinding silinder. Itu artinya biaya yang harus dikeluarkan oleh Putusnyatiming belt; Timing belt pada mobil berfungsi sebagai penyalur tenaga dari poros engkol. Jika timing belt putus, dapat menyebabkan turun mesin mobil. Perbedaan tersebut berdasarkan jenis mobil, dan tingkat kerusakan yang terjadi pada mesin. Namun jika diestimasi, rata-rata biaya turun mesin mobil diesel adalah sebesar Rp 5 jutaan Apabilatiming belt putus, ia akan melibatkan kos yang sangat tinggi kerana komponen-komponen dalam enjin banyak yang akan rosak, patah dan retak. Jadi pastikan anda tukar timing belt tepat pada masanya. Timing belt - 60,000km untuk kereta proton Wira, Saga. Waja boleh tahan sampai 90,000km dan Honda CRV tahan sampai 160,000km. Diterbitkan 12.04.2022. Jika Tanda Timing Tidak Tepat Maka Akan Menimbulkan. Seperti misalnya ketika pada langkah kompresi maka posisi valve harus dalam posisi tertutup.Oleh karena timing belt mengandung unsur karet, maka timing belt ini memiliki usia pemakaian dan perlu diganti pada periode waktu tertentu.Untuk melakukan penggantian timing Timingbelt - 60,000km untuk kereta proton Wira, Saga. Waja boleh tahan sampai 90,000km. Jadi timing belt ni ikut jenis kereta. Banyak orang tak tahu, depa sampai aje 60,000km terus tukar tak kira la dia pakai apa kereta pun! ** timing belt direkomen tukar 60000km atau 100000km bergantung kepada jenis belt yg dipakai. Kebanyakancar charger dilengkapi dengan soket USB Type-A. Ini bukan hal aneh mengingat mayoritas gadget zaman sekarang memang kompatibel dengan soket tersebut.Toh, kabel charger yang beredar saat ini juga umumnya memiliki dua kepala berbeda, misalnya USB Type-A dan Type-C. . Meski begitu, ada juga gadget tertentu yang harus diisi daya baterainya melalui soket USB Type-C. Jika Anda memiliki xBwU. Pergerakan antara piston, intake valve dan exhaust valve dalam mesin perlu selaras dan butuh penghubung supaya sinkron. Untuk penghubung antara camshaft dengan crankshaft, mobil baru sekarang ini kembali memakai timing chain. Sebenarnya, teknologi timing chain ini adalah teknologi lawas dan sempat digantikan oleh timing belt. Timing belt sempat jadi primadona di mesin SOHC dan DOHC karena bisa memiliki RPM lebih tinggi tanpa harus khawatir ada gagal momentum dari rantai. Karena berbahan karet maka suaranya bisa lebih senyap, tidak kemricik seperti timing chain bila sudah kendur. Mobil dengan timing belt ini sempat populer di era 90-an hingga 2000-an. Timing belt terkesan lebih nyaman buat berkendara bukan? Namun ternyata kenyamanan ini harus dibayar lebih 'mahal' sehingga timing belt terpaksa ditinggalkan. Timing Belt Rentan Putus, Risiko Tabrakan Klep dan Piston Lebih Besar Karena bahannya dari karet maka lebih cepat aus dan waktu penggantiannya juga cukup singkat. Seiring penggunaan, komponen ini akan mengalami penurunan kualitas seperti berkurangnya elastisitas karena selalu berada pada suhu yang tinggi dan mulai aus akibat gesekan. Gejala awal yang bakal dirasakan ialah kendur dan getas. Namanya bahan karet, pasti lama kelamaan akan melar. Walaupun ada lift tensioner namun kekuatan karet ini ada batasnya sehingga bisa putus. Nah, jika sudah tidak elastis, risiko timing belt putus akan semakin besar. Bila sudah begini, klep dan piston bisa bertabrakan karena putaran yang tidak singkron setelah timing belt putus. Kalau timing belt putus, pergerakan naik turunnya klep yang menjadi tidak sinkron. Klep masuk valve in bisa saja bertabrakan dengan klep keluar exhaust valve. Timing Chain, Teknologi Lawas yang Selalu Jadi Andalan Fungsi timing chain yang adalah menghubungkan putaran pada poros crankshaft roda gila/bandul dan poros camshaft noken as. Gerakan berputarnya piston dan klep ini harus sinkron, supaya minim risiko terjadinya tumbukan antara klep dengan piston. Tujuannya untuk menciptakan sinkronisasi antara naik turunnya piston dengan naik turunnya klep intake dan exhaust. Ketika piston bergerak ke bawah, maka klep mobil akan terbuka. Sebaliknya, ketika piston naik, maka klep akan tertutup. Timing chain ini bekerja sebagai satu kesatuan dengan bagian lain antara lain seperti berikut Timing gear yang terletak di poros crankshaft. Timing chain alias rantai keteng yang menghubungkan timing gear dan cam gear. Camshaft gear yang digerakkan oleh timing gear dengan rantai keteng sebagai perantara. Poros camshaft terhubung dengan cam gear sehingga gerakan putarannya sama. Lifter sebagai pendorong tensioner agar rantai keteng tetap tegang meskipun mengalami sedikit kendur. Teknologi timing chain ini relatif sederhana dan durable sehingga digunakan juga pada roda dua. Keunggulan Timing Chain, Membuat Timing Belt Terlupakan Fungsi timing chain sebagai komponen yang menyelaraskan pergerakan piston dan klep terbukti lebih unggul daripada timing belt. Berikut ini alasan mengapa pabrikan mobil kembali pakai timing chain Rantai terbukti sangat awet dan kuat. Mesin akan mampu bertahan lama karena timing chain menggunakan bahan logam sehingga tidak akan mudah putus. Tidak perlu rutin mengganti timing chain, karena komponen ini bisa dipakai hingga ratusan ribu kilometer. Selama tingkat kekendurannya dalam batas toleransi tensioner, maka kinerjanya terus terjaga secara optimal. Karena memakai bahan logam, timing chain terbukti kuat dalam penggunaan sehari-hari. Pengemudi tidak perlu khawatir kalau timing chain putus seperti timing belt, sehingga mobil jadi selalu siap digunakan dan minik perawatan. Tidak membutuhkan perawatan berkala ke bengkel, kecuali memang ada suatu kondisi tertentu yang menyebabkan kerusakan atau penurunan performa. Kelebihan timing chain ini adalah mampu dipasang pada mesin yang mempunyai karakter powerful dan mid-high RPM. Material logam lebih minim risiko loss power jika dibandingkan dengan timing belt yang berbahan dasar karet, karena kekuatannya yang tak seberapa. Karena berbahan logam maka akurasinya lebih baik dalam memutar noken as untuk buka tutup katup. Risiko kendur ini bisa ditanggulangi oleh lift tensioner. Jadi, tidak selamanya teknologi baru seperti timing belt selalu hebat kan? Untuk menggerakkan noken as dan klep, mesin butuh suatu komponen penghubung yaitu timing belt atau timing chain. Khusus untuk timing belt, karena bahannya mengandung karet maka memiliki masa waktu pemakaian. Untuk itu, kita perlu tahu kapan dan seperti apa timing belt harus diganti. Fungsi timing belt memang mengacu pada asal penamaanya, yaitu pengaturan waktu. Jadi komponen ini berguna memanajemen waktu putaran camshaft sesuai dengan putaran kruk as. Jadi, ada kesesuaian waktu buka tutup klep sesuai dengan naik turunnya piston. Timing belt memiliki kelebihan membuat suara mesin lebih halus. Namun memang, waktu pakainya lebih pendek. Komponen ini banyak digunakan oleh mobil-mobil keluaran lama seperti Toyota Kijang Innova generasi pertama hingga mobil Eropa seperti Mercedes-Benz W124 atau BMW E36. Timing belt mobil memerlukan penggantian secara berkala. Nah, kalau timing belt sudah getas dan melar, membuat timing kerja klep bisa berubah. Hasilnya, kinerja mesin jadi tidak optimal. Lebih bahaya lagi kalau timing belt sampai putus, karena tidak jarang terjadi tabrakan antara payung klep dengan piston. Bila sudah begini, kita terpaksa harus turun mesin untuk mengganti piston dan klep yang pecah akibat berbenturan. Jika hal tersebut terjadi, tentu biaya perbaikannya bisa jadi sangat mahal. Supaya terhindar dari kerusakan tersebut, timing belt harus diganti sebelum putus. Nah, karena cukup berbahaya maka kalian sebaiknya perlu tahu ciri bagaimana kondisi timing belt yang harus diganti. Simak penjelasannya berikut ini. Waktu Penggantian Timing Belt, Setiap Kilometer Pada umumnya, timing belt perlu diganti setiap km. Tapi ada juga yang diganti pada jarak sekitar km sampai km tergantung dari jenis kendaraan yang digunakan. Untuk pemeriksaan timing belt mobil dilakukan setiap kendaraan telah menempuh jarak mendekati angka km. Pemeriksaan timing belt dilakukan meliputi pemeriksaan kerusakan, kondisi gerigi, ketegangan, dan melihat langsung secara fisik adakah retak-retak getas. Bila dirasa komponen masih bagus, boleh dilanjutkan penggunaannya hingga batas waktu tertentu sesuai dengan rekomendasi mekanik terpercaya. Kalau kondisinya sudah banyak kerusakan, maka timing belt harus segera diganti. Karena dikategorikan sebagai part fast moving maka harganya relatif terjangkau, biasanya di bawah Rp500 ribuan. Timing Belt Mobil Getas dan Retak-retak, Sebaiknya Segera Ganti Kondisi timing belt yang sudah getas dan terdapat banyak garis retakan jelas cukup berbahaya. Ini menandakan struktur karet sudah tak lagi kokoh dan rentan putus kalau digunakan berkendara terutama dalam putaran mesin lumayan tinggi. Getas maupun retak ini muncul karena usia pakai dan kondisi kerja mesin yang berada dalam suhu tinggi. Suhu pada mesin yang lumayan panas dengan putaran tinggi saat sedang bekerja membuat timing belt rentan menjadi getas atau keras. Timing Belt Kendur, Bisa Terlepas Dari Dudukannya Timing belt ini dirancang supaya tetap tegang, sehingga putaran antara kruk as dan camshaft tetap presisi. Namun karena usia pakai, karet lama kelamaan akan mengendur. Meskipun ada tensioner untuk membuat belt ini tetap tegang, tapi seiring waktu membuat elastisitasnya menurun dan belt jadi terlalu melar. Ini merupakan salah satu sifat karet jika pemakaian dalam jangka waktu lama maka akan kendur. Timing belt mobil yang sudah kendur akan sangat beresiko, karena sewaktu-waktu timing belt dapat terlepas dari dudukannya. Cara mengetahui timing belt kendur juga sangat mudah, cukup sentuh dan tekan secara langsung dengan jari tangan. Kalau terasa lembek dan tidak elastis, maka wajib diganti. Timing belt yang kendur, biasanya juga bakal membuat suara mesin lebih keras. Jadi, kamu bisa mengecek tanda tersebut, seperti muncul suara berdecit sebagai efek gesekan dengan belt yang aus. Gerigi Timing Belt Sudah Aus dan Belt Tipis Kondisi lain yang memaksa kita harus segera ganti timing belt yaitu ketika geriginya sudah aus. Ini mirip seperti kasus gear rantai sepeda motor, kalau aus membuat gripnya jadi kurang maksimal. Lebih riskan lagi kalau belt sudah terasa tipis. Bila timing belt tipis, sangat mudah untuk putus. Kamu tentunya nggak mau kejadian putus timing belt di perjalanan kan? Istimewa/MSM Timing belt Daihatsu Xenia Li putus – Buat pemilik mobil yang sistem penggerak katupnya masih menggunakan timing belt, coba ingat-ingat kapan terakhir Anda ganti timing beltnya. Sebab komponen ini seiring pemakaian bisa putus tiba-tiba saat mobil digunakan. Kalau sampai putus, bahaya mesin jebol bisa mengintai, yakni piston bisa bertabrakan dengan klep. Ngeriii.. Nah, baru-baru ini salah satu pengguna Daihatsu Xenia Li melakukan emergency call kepada bengkel Masmun Sukses Motor MSM. Baca Juga Mesin Bisa Jebol Kalau Part Ini Putus Di Jalan, Begini Ciri-Cirinya “Mobilnya mogok di jalan, saat dicek ternyata timing beltnya putus. Untung klepnya aman, tidak bengkok.” “Karena di piston ada coakan pas posisi klep. Sama kayak Suzuki Carry dan APV,” bilang Sumarno, punggawa MSM. Padahal menurut sang pemilik Xenia Li, timing beltnya baru diganti setahun lalu. Oke, sebelum kita telusuri penyebabnya, kita bahas dulu apa saja yang bisa menyebkan timing belt putus. - Mobil dengan mesin pembakaran konvensional pasti menggunakan timing belt atau timing chain. Peranti berbentuk sabuk ini punya peran penting terhadap mesin mobil. Jika timing belt putus atau timing chain meleset, bisa bikin jeroan mesin mobil jadi bubar. "Karena fungsi timing belt atau timing chain adalah mengatur waktu bukaan klep sesuai pergerakan piston," buka Ribut Raharjo dari bengkel Key Auto, Andara, Jakarta Selatan. Gigi noken as atau camshaft gear digerakkan oleh timing chain pada gambar ini. Baca Juga Timing Belt Perlu Diganti Baru Jika Menunjukkan Tanda Seperti Ini Klep atau katup pada mesin terdapat dua jenis yaitu katup isap atau intake valve, dan katup buang atau exhaust valve. Durasi bukaan klep ini ditentukan oleh gerakan noken as atau camshaft yang terletak di atas klep. "Noken as ini bergerak karena dihubungkan oleh timing belt atau timing chain ke kruk as atau crankshaft," tambah Joe. Sehingga gerakan buka tutup katup-katup ini sesuai dengan gerakan piston. – Dampak timing belt putus atau resiko timing belt putus pada mesin mobil yang masih menggunakan timing belt pada mekanisme timing mesin. Apa itu timing belt? Timing belt adalah belt untuk timing mesin yang menghubungkan kruk as dan mekanisme klep. Ciri-ciri timing belt putus atau tanda timing belt putus adalah 1. Mesin mati mendadak saat jalan dan tidak bisa hidup lagi 2. Untuk kendaraan yang masih menggunakan distributor, selain mesin mati mendadak saat jalan juga tidak keluar api dari busi karena distributor tidak berputar akibat timing belt yang memutar noken as tersebut putus. Gambar diatas adalah contoh kerusakan klep mesin pada mobil daihatsu zebra tahun 2002 akibat timing belt putus, untuk daihatsu zebra tahun 2004 ke atas sudah aman artinya tidak akan terjadi tabrakan klep dengan piston jika terjadi timing belt putus. Dampak atau resiko timing belt putus terhadap mesin mobil adalah 1. Klep mesin bengkok 2. Piston rusak karena terjadi tabrakan dengan klep 3. Pada kendaraan tertentu jika timing belt putus hanya akan menyebabkan mesin tidak bisa hidup tanpa terjadi tabrakan antara klep dan piston, hal ini tergantung dari konstruksi bagian atas pada piston. Salah satu contohnya silakan lihat DISINI. Tips Mencegah Timing Belt Putus atau Cara Merawat Timing Belt Mobil Tidak ada cara khusus bagaimana cara merawat timing belt mobil, karena letak timing belt berada didalam mesin, tetapi biasanya untuk merawat timing belt adalah dengan melihat kondisi dan kilometer tempuh kendaraan. Berikut adalah beberapa tips mencegah timing belt putus pada mesin mobil, yaitu 1. Lihat pada manual kendaraan masing-masing berapa kilometer maksimal timing belt harus diganti, ada yang 50 ribu km, 80 ribu km, ada yang 150 ribu km. 2. Biasanya oleh bengkel setiap kali sehabis mengganti timing belt, pada cover timing belt ditulis berapa kilometer lagi harus ganti timing belt. Atau seperti contoh pada Toyota Harrier dari pabrik sudah ada label pada cover timing belt agar penggantian timing belt setelah 100 ribu km. 3. Atau lihat lampu indikator timing belt pada panel spido, jika sudah menyala berarti sudah waktunya mengganti timing belt. Silakan lihat Lampu Indikator T-Belt. 4. Dengan mengganti piston yang memiliki konstruksi jika terjadi timing belt putus atau rusak tidak sampai merusak mesin. Semoga berguna. Silakan Lihat JugaMesin Bergetar Saat Idle Akibat Kompresi Tidak SamaCara Mengatasi Penyebab Oli Rembes Ke Busi MobilDampak atau Akibat Air Radiator Mobil Habis/BocorTips Mesin Sulit Hidup Hyundai BimantaraMesin Kurang Tenaga, Melempem Saat Ac HidupKelebihan Busi Dengan Ujung Platinum dan Iridium

jenis mobil yang aman jika timing belt putus