Berita Komunis terbaru hari ini - , Lokananta, 15 Maret 1965, dan Koleksi Langka Vinil Genjer-Genjer. Luar Biasa, Komunis China Manjakan Pengusa
Tangkapanlayar video penjelasan Lagu Genjer-genjer. Lagu ini populer sekali di awal masa-masa kemerdekaan, namun sayangnya lagu ini digunakan untuk propaganda PKI. Pada masa demokrasi terpimpin (1965-1966), PKI melancarkan demokrasi besar-besaran guna meningkatkan eksistensi mereka di masyarakat.
GENJER- GENJER DARI LAGU MAINAN ANAK - ANAK PROTES SOSIAL HINGGA STIGMA PKILagu genjer - genjer semula merupakan lagu mainan anak - anak banyuwangi, lalu pa
Laguini dan Genjer-Genjer sering diidentikkan dengan PKI. Jangan sembarangan menyanyikannya, ya (Foto : Bombastis) Pemberantasan PKI dan antek-anteknya terjadi di sejumlah tempat, bahkan diseluruh pelosok negeri pada rentang waktu 1965 - 1970.
Kalaitu, PKI sedang gencar-gencarnya memperkuat basis ideologi komunis di Indonesia. Karena faktor sejarah penciptaan dan fungsinya sebagai media perlawanan, PKI lantas memanfaatkan lagu Genjer-Genjer untuk mendukung usaha tersebut. PKI mengupayakan agar Genjer-Genjer diperdengarkan secara intensif melalui siaran RRI dan TVRI.
Sebagianorang menuding Lagu Genjer-genjer dicipta PKI untuk menyemangati perjuangan mereka merebut kekuasaan. Tapi sejarah mencatat, inspirasi penciptaan lagu tersebut adalah situasi kehidupan warga Banyuwangi yang teramat menderita di masa penjajahan Jepang. diduga berada dibalik kasus G 30 S/PKI yang meletus 1965. Tragedi tersebut
bJNpTw6. Jajang C Noer Foto Aprilandika Pratama / kumparanIsu liar berbau provokasi soal aktivitas bernyanyi lagu 'Genjer-genjer' yang kerap dikaitkan dengan PKI, sempat jadi salah satu pemicu kericuhan massa di Gedung Lembaga Bantuan Hukum LBH pekan lalu. Lagu "Genjer-genjer" memang diputar dalam film G30S/PKI karya sutradara Arifin C Noer. Namun menurut istri almarhum Arifin C Noer, Jajang C Noer, suaminya memilih lagu itu semata-mata karena popularitas lagu itu di masanya. Jajang menegaskan, dirinya sama sekali tidak tahu menahu soal informasi yang menyebut lagu itu adalah lagu favorit orang-orang PKI. Ia yakin, keputusan suaminya menggunakan lagu itu dalam film tak bertujuan untuk memancing kontroversi tertentu."Nah itu yang kita enggak tahu kan, tapi lagu itu memang lagi populer saat itu jadi kita masukan dalam film," ujar Jajang ditemui usai diskusi Populi Center bertajuk "Tentang Film Itu" di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu 23/9."Itu kan lagunya Bing Slamet, pada tahun 1960-an lagu itu memang top banget. Saya enggak tahu mereka PKI sering dengerin itu atau tidak," imbuh Jajang yang hingga kini masih aktif sebagai Jajang, pemilihan penggunaan lagu "Genjer-genjer" dalam film karya suaminya itu hanya untuk melengkapi data yang diterima oleh tim riset film. Lagu diputar saat adegan para anggota PKI berpesta pora dan menari-nari bersama."Dalam data riset dikatakan para Gerwani menari-nari berpesta-pora, kami enggak gambarin pesta-poranya. Kami gambarin dia joget menurut irama saja dan karena lagu itu top pada masanya ya kita pilih," jelas "Genjer-genjer" besutan seniman asli Banyuwangi, Muhammad Arief, begitu terkenal di tahun 1960-an. Penulis dan periset sejarah Fandy Hutari berpendapat, lagu "Genjer-genjer" diadaptasi dari lagu rakyat berjudul Tong Alak Getak. Saking populernya lagu "Genjer-genjer" di era itu, penyanyi Bing Slamet dan Lilis Suryani yang membawakan lagu itu pun ikut dirasa mewakili nasib dan derita rakyat Indonesia kala itu. Lirik lagu Genjer-genjer bila diterjemahkan, sebetulnya hendak bercerita tentang para ibu yang memanen sayur genjer di petak sawah, dibawa ke pasar untuk dijual, lalu sisanya dimasak. Sama sekali tak menyinggung sejak 1965 hingga kini, lagu "Genjer-genjer" bikin geger, dikaitkan dengan segala hal soal PKI dan komunisme, musuh abadi negeri ini. Tanaman yang rasanya seperti kangkung bila dimasak ini, jadi objek propaganda Orde Baru, dan kerap disebut menjadi musik latar saat para jenderal dibantai.
Jakarta - Lagu 'Genjer-genjer' yang diciptakan oleh seorang seniman angklung, M Arif, sejak lama dipermasalahkan. Syair dalam lagu ini kerap kali dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia PKI.Seperti dituturkan dua sejarawan Asvi Warman Adam dari LIPI dan Muhammad Wasith Albar dari UI, syair lagu Genjer-genjer ini aslinya sama sekali tak menyinggung paham ini dibuat seniman M Arif, pada 1943 untuk menyindir kondisi di masa penjajahan Jepang. M Arif memang di era 60'an direkrut PKI dan masuk Lekra, organisasi budayawan bentukan PKI. Lagu genjer genjer itu pun kerap dipakai di acara PKI dengan diubah aransemennya. Dan kemudian lekat dengan stigma lagu PKI. Dikutip dari berbagai sumber, Kamis 12/5/2016, lirik lagunya berisi sindiran atas masa penjajahan Jepang di Indonesia karena membuat kehidupan masyarakat pribumi semakin sengsara dibanding sendiri merupakan tanaman yang tumbuh di rawa-rawa yang kerap disantap itik. Namun seiring berjalannya waktu, genjer-genjer juga menjadi sayuran alternatif bagi warga setempat karena tidak mampu membeli daging kala lirik lagu 'Genjer-genjer' asli dalam bahasa Using dan terjemahannyaVersi asli sesuai ejaan Bahasa Using BanyuwangiGenjer-genjer nong kedokan pating kelelerGenjer-genjer nong kedokan pating kelelerEmake thulik teka-teka mbubuti genjerEmake thulik teka-teka mbubuti genjerUlih sak tenong mungkur sedhot sing tulih-tulihGenjer-genjer saiki wis digawa mulihGenjer-genjer isuk-isuk didol ning pasarGenjer-genjer isuk-isuk didol ning pasarDijejer-jejer diuntingi padha didhasarDijejer-jejer diuntingi padha didhasarEmake jebeng padha tuku nggawa welasahGenjer-genjer saiki wis arep diolahGenjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulakGenjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulakSetengah mateng dientas ya dienggo iwakSetengah mateng dientas ya dienggo iwakSego sak piring sambel jeruk ring pelancaGenjer-genjer dipangan musuhe segaTerjemahan Bahasa IndonesiaGenjer-genjer di petak sawah berhamparanGenjer-genjer di petak sawah berhamparanIbu si bocah datang mencabuti genjerIbu si bocah datang mencabuti genjerDapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihatGenjer-genjer sekarang sudah dibawa pulangGenjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasarGenjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasarDitata berjajar diikat dijajakanDitata berjajar diikat dijajakanIbu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambuGenjer-genjer sekarang akan dimasakGenjer-genjer masuk periuk air mendidihGenjer-genjer masuk periuk air mendidihSetengah matang ditiriskan untuk laukSetengah matang ditiriskan untuk laukNasi sepiring sambal jeruk di dipanGenjer-genjer dimakan bersama nasi aws/dra
Citizen6, Jakarta Pada tahun 1960-an, lagu “Genjer-Genjer” sangat terkenal seantero Nusantara. Lagu yang dibesut oleh Muhammad Arif, seniman asli Banyuwangi ini dianggap mampu mewakili nasib rakyat Indonesia pada waktu itu. Namun, pada zaman sekarang, di beberapa wilayah di Indonesia justeru melarang memutar lagu “Genjer-Genjer”. Fungsi Tulang Hasta yang Penting Bagi Pergerakan Lengan Ciri-Ciri Kanker Payudara Stadium Awal dan Tahapannya, Kenali Sebelum Terlambat Makanan Penyebab Asam Urat yang Perlu Dihindari agar Tidak Kambuh Faktanya, terjadi banyak kasus pencekalan saat memutar lagu tersebut. Misalnya saja di Yogyakarta, medio 2014 lalu. Lantas apa masalahnya? Ada yang bilang lagu “Genjer-Genjer” dianggap identik dengan PKI. Lalu bagaimana ceritanya, lagu “Genjer-Genjer” menjadi sangat identik dengan PKI? Berikut tiga alasan yang membuat lagu “Genjer-Genjer” identik dengan PKI. 1. Dibuat oleh seniman lekra Lekra yang merupakan Lembaga Kebudayaan Rakyat adalah organisasi yang berdiri dengan panji-panji PKI. Kesenian yang lahir dari Lekra kebanyakan memang mengkritisi pemerintah pada masa itu. Termasuk salah satunya lagu “Genjer-Genjer” yang diciptakan oleh Muhammad Arif salah seorang seniman Lekra. Hal ini yang membat lagu “Genjer-Genjer” menjad idetik dengan PKI. Lagu ini pun tidak hanya digemari oleh kalangan Partai Komuns melainkan masyarakat umum secara luas. Sejak awal, lagu ini diciptakan oleh Muhammad Arif yang notabene seorang seniman Lekra yang disinyalir dibawah PKI. Juga lagu ini dikembangkan pula oleh kalangan komunis. Walaupun pada perkembangannya di era tahun 1960-an, lagu ini tidak hanya digemari oleh kalangan komunis saja, tetapi juga masyarakat secara luas, karena lagu ini sebenarnya terinspirasi saat penjajahan Jepang. 2. Dinyanyikan pada saat penculikan para jendral Satu hal yang paling berpengaruh mengapa lagu “Genjer-Genjer”mejadi identik dengan PKI lantaran andil Pemerintah Orde Baru. Menurut Pemerntah Orba, para anggota Gerwani Gerakan Wanita Indonesia dan Pemuda Rakyat yang disinyalir merupakan organisasi dibawah PKI, menyanyikan lagu “Genjer-Genjer” ketika para jendral diculik, diinterogasi dan "disiksa" di Lubang Buaya Jakarta. Sehingga seolah-olah' semakin memperjelas bahwa lagu ini mempunyai hubungan intim dengan PKI. Peristiwa ini juga digambarkan pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI karya Arifin C. Noer, pada masa Pemerintah rezim Orde Plesetan dari jendral-jendral Plesetan lagu “Genjer-Genjer” menjadi “Jendral-Jendral” pun menambah satu alasan yang menguatkan lagu ini memang identik dengan PKI. Khusunya ketika peristiwa G 30 S tahun 1965 terjadi, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia , diduga juga memplesetkan lagu "Genjer-Genjer" menjadi "jendral-jendral", sehingga maknanya menjadi berbeda dengan versi alsinya. Dengan alasan itu, semakin mempertegas lagi lagu ini untuk segera dicekal dan dilarang peredarannya. Padahal, beberapa seniman di Banyuwangi yang pertama kali mempopulerkan lagu ini, merasa tidak tau apa-apa tentang plesetan lirik lagu ini, dan merasa heran oleh pihak - pihak yang mendiskreditkan lagu ini. Padahal sejarah diciptakannya lagu “Genjer-Genjer” berawal dari keprihatinan yang dialami masyarakat Indonesia karena penjajahan Pemerintah Jepang. Sistem penjajahan yang diterapkan Jepang membuat rakyat Indonesia kesulitan dalam berbagai bidang. Sebenarnya genjer adalah nama sebuah tanaman semacam ganggang. Akibat situasi yang sulit itu rakyat Indonesia terpaksa memakan genjer yang dimasak layaknya sebuah sayur.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jakarta - Anda tahu lagu Genjer-genjer? Selama ini lagu Genjer-genjer lekat dengan PKI. Tapi siapa sangka, awal mula penciptaan lagu ini tak ada sangkut paut dengan PKI. Lagu Genjer-genjer merupakan lagu rakyat di PKI yang mengaransemen lagu ini berimbas buruk pada lagu rakyat Genjer-genjer. Lagu ini seperti haram dinyanyikan sejak Orde Baru. Bila berani menyanyikannya, bisa dicap PKI dan bisa berujung penjara. PKI sendiri mengubah lagu ini untuk perayaan HUT mereka di Senayan. Lagu Genjer-genjer ini merupakan lagu rakyat yang biasa dinyanyikan petani."Genjer-genjer ini lagu rakyat Banyuwangi, terkenal sejak 1962 setelah diberi notasi musik oleh M Arief dan dilagukan Bing Slamet. Sekitar 1965 diaransemen untuk paduan suara oleh bagian kebudayaan CC PKI bersama lagu daerah lainnya," jelas sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, Kamis 12/5/2016. Sebenarnya oleh PKI bukan hanya lagu Genjer-genjer saja yang diubah aransemennya untuk paduan suara mereka, ada beberapa lagu lainnya. Tapi lagu Genjer-genjer yang malah lekat dengan PKI."Setelah Orba diharamkan karena lagu ini difitnah dinyanyikan Gerwani di Lubang Buaya ketika membunuh para jenderal, tapi itu tidak benar," tegas mengungkapkan, fitnah atas lagu itu ada pada bait kedua. Ada yang mengubah seolah Genjer-genjer lekat dengan pembantaian para jenderal, padahal, bait aslinya tidak seperti itu."Baris kedua bait lagu 'nang kedhokan pating keleler, di petak sawah berhamparan, diganti 'esuk-esuk pating keleler', di pagi hari berhamparan, maksudnya jenazah para Jenderal'," jelas sendiri menilai lagu Genjer-genjer aslinya lagu rakyat biasa yang dibuat dengan lirik Using, bahasa daerah Banyuwangi. Berisi tentang petani dan sayur genjer di sawah. Dengan bercanda, Asvi menyebut, jangan sampai karena stigma Orba malahan orang yang jualan sayur genjer juga bisa bermasalah."Di kantin LIPI ada yang jual tumis genjer-genjer, enak, saya sering makan. Saya khawatir ibu-ibu kantin takut jualan, takut digerebek," canda Asvi. dra/dra
Ilustrasi PKI. ©2016 - Genjer-Genjer, menjadi salah satu lagu yang sangat identik dengan Partai Komunis Indonesia PKI sejak lama. Lagu yang diciptakan oleh seniman asal Banyuwangi, Jawa Timur bernama Muhamad Arif pada 1940-an itu, dianggap sebagai lagu milik PKI setelah peristiwa G30S/PKI. Propaganda militer ketika itu menyebut jika lagu ini adalah 'lagu pembunuhan' enam jenderal di kawasan Lubang Buaya, Jakarta. Hal ini juga seperti digambarkan dalam film Penghianatan G30S/PKI yang ditayangkan di televisi nasional selama masa pemerintahan Orde Baru. Simak ulasannya 2 dari 4 halaman Lagu Rakyat yang Justru Disebut Lagu PKI Pada masa Demokrasi Terpimpin sekitar tahun 1959 sampai 1966, PKI melakukan kampanye besar-besaran untuk meningkatkan popularitasnya. Kemudian, lagu Genjer-Genjer ini yang menggambarkan tentang penderitaan warga dulu sangat disukai masyarakat. Dari situlah lagu ini menjadi propaganda dan terus dinyanyikan di berbagai kesempatan. Akibatnya, orang mulai mengasosiasikan lagu genjer-genjer sebagai lagu PKI. Setelah peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965, rezim Orde Baru yang anti-komunisme melarang disebarluaskannya lagu ini. Hal ini dikarenakan menurut cerita, disebutkan jika anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat menyanyikan lagu ini ketika menculik dan menyiksa para jenderal sebelum dibunuh. Peristiwa itu juga digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S/PKI karya Arifin C Noer. [khu]Baca jugaUrutan Doa Kubur dalam Tulisan Latin dan Artinya, Ini yang Harus Dibaca saat ZiarahPotret Rumah Kelahiran Jenderal Besar AH Nasution, Terbuat dari Kayu Sederhana BangetIni Potret Alpiah Makasebape Pengasuh Ade Irma Suryani Nasution 3 dari 4 halaman Lagu Rakyat Dilansir dari laman bbc, Genjer-Genjer sendiri sebenarnya merupakan lagu rakyat yang bercerita tentang penderitaan dan kemiskinan warga di zaman penjajahan. Syair lagu Genjer-Genjer dimaksudkan sebagai sindiran atas kesusahan rakyat saat Jepang ke Indonesia. Di mana pada saat itu, kondisi rakyat sangatlah sengsaranya, masyarakat sampai harus mengonsumsi tanaman genjer yang tumbuh di rawa-rawa. Tanaman itu sebelumnya hanya dikonsumsi oleh itik. Setelah merdeka, lagu itu menjadi sangat populer. Hal ini terjadi setelah banyak dibawakan penyanyi-penyanyi dan disiarkan di radio rezim Orde Baru tumbang pada 1998, larangan penyebarluasan lagu Genjer-Genjer secara formal itu telah berakhir. Lagu ini sekarang mulai beredar secara bebas melalui media internet. Meski begitu, hingga kini masih terjadi stigmatisasi bagi sebagian besar orang bahwa lagu Genjer-Genjer adalah lagu PKI. Baca jugaUrutan Doa Kubur dalam Tulisan Latin dan Artinya, Ini yang Harus Dibaca saat ZiarahPotret Rumah Kelahiran Jenderal Besar AH Nasution, Terbuat dari Kayu Sederhana BangetIni Potret Alpiah Makasebape Pengasuh Ade Irma Suryani Nasution 4 dari 4 halaman Lirik Lagu Genjer-Genjer Emake jebeng padha tuku nggawa welasah Genjer-genjer saiki wis arep diolah Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Setengah mateng dientas ya dienggo iwak Sego sak piring sambel jeruk ring pelanca Genjer-genjer dipangan musuhe segaJika diterjemahkan menjadi Ibu si gadis membeli genjer sembari membawa wadah anyaman bambu Genjer-genjer sekarang akan dimasak Genjer-genjer masuk periuk air mendidih Setengah matang ditiriskan untuk lauk Nasi sepiring sambal jeruk di dipan Genjer-genjer dimakan bersama nasi Baca jugaUrutan Doa Kubur dalam Tulisan Latin dan Artinya, Ini yang Harus Dibaca saat ZiarahPotret Rumah Kelahiran Jenderal Besar AH Nasution, Terbuat dari Kayu Sederhana BangetIni Potret Alpiah Makasebape Pengasuh Ade Irma Suryani Nasution
download lagu genjer genjer pki 1965